Dalam Diam

Entah apa yang ada dalam benakmu jika mendengar ini.
Namun sudah  berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan,
Kuhanya terpaku pada satu nama.
Kau..
Aku hanya berkutat dengan perasaanku sendiri.
Antara kehormatanku, atau dirimu.
Kukekang hati ini agar tak liar mendekatimu.
Meski itu sulit, sangat sulit.
Kau yang pertama menaungiku seperti hakikat ‘Sang Awan’.
Dan membuat ‘Hujan’ ini menjadi hamba setiamu.
Kau perlihatkan warna kelammu yang kuanggap itu keindahan terindah.
Tidakkan aku begitu menyedihkan?

Kutata kembali hati ini.
Kuberanikan diri untuk berkata:
Aku pernah berharap kau meraih tanganku meski tanpa kutarik
Ku pernah berharap bisa memiliki indah warna kelammnu meski hanya sekejap.
Namun ternyata, keindahan terindah yang benar-benar kudamba,
Ialah jika kau tetap menjadi ‘Awan’ di langit cintaku.
Tanpa harus kuraih, tanpa harus kumiliki.
Kini, kuhanya berharap bisa terus mencintaimu,

Dalam diam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DEWI ARUM SARI

BAHASA INDONESIA KELAS X MATERI DEBAT

Guru Bukan Dewa, Tapi Juga Bukan Sembarang Manusia